C Teknik Membaca Puisi Indah di Atas Pentas D. Teknik Membaca Puisi di Atas Pentas Jawaban: D Baca juga: - Contoh Soal USP/USBN Bahasa Indonesia Beserta Jawaban. Share : Post a Comment for "140 Kumpulan Soal UTS/PTS Bahasa Indonesia Kelas 11 Semester 1 Kurikulum 2013 Beserta Jawaban"
Puisi, ketika dibacakan di pentas, tentu diharapkan akan mendapatkan perhatian dari penonton. Kita sering melihat bagaimana puisi yang dibacakan oleh seseorang begitu mengagumkan, dan seperti menyedot semua perhatian penontonnya. Namun ketika puisi yang sama dibacakan oleh orang lain, reaksi penontonnya seperti biasa ini kita akan mengajak kalian untuk belajar memahami prosedur yang perlu diperhatikan ketika kalian membaca puisi. Dengan menerapkan prosedur-prosedur ini, nantinya kalian dapat lebih ekspresif ketika membacakan puisi.1 Memahami prinsip-prinsip dalam membaca puisi2 Memahami pengertian Membaca Ekspresif 3 Membacakan puisi dengan ekspresif5 Sering berlatihlah!6 Perbaiki teknik7 Gunakan teknik yang sesuai8 Mengevaluasi teknik yang digunakanRelated posts1 Memahami prinsip-prinsip dalam membaca puisiPada prinsipnya, puisi dibaca dengan 2 cara, yaitu di baca dengan hati, atau dibaca dengan bersuara keras. Nah untuk membaca puisi dengan bersuara keras, kalian harus tahu teknik-tekniknya. Dalam kesempatan ini, kalian dapat menggunakan Puisi “Aku” karangan Chairil Anwar, seorang sastrawan terkenal dan melegenda. Bahkan mungkin sudah pernah tahu siapa itu Chairil Anwar dengan puisi “Aku” nya?Baca dan pahamilah puisi berikut dengan saksama. Selanjutnya kalian akan mempelajari teknik pembacaaan puisi yang benar itu. Cobalah untuk memahami isi sajak tersebut!AkuKalau sampai waktuku Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini hewan jalang ri kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang-menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagiAda beberapa prinsip yang perlu kalian ketahui terkait dengan pembacaan puisi. Prinsip tersebut adalah 1 Volume Suara, 2 Artikulasi, 3 Intonasi, 4 Gerak Tubuh, 5 Mimik, dan 6 Pandangan MataMari kita pelajari Volume Suara Kalian tentunya harus membaca puisi dengan sekeras mungkin, sehingga bisa menjangkau ke banyak pendengar. Volume suara, dalam hal ini berarti tingkat atau derajat keras atau lemahnya suara yang digunakan dalam pembacaan Artikulasi Pembacaan puisi harus dilakukan dengan artikulasi yang jelas. Artikulasi di sini berarti pengucapan kata demi kata dengan benar serta dengan suara yang Intonasi Puisi yang dibacakan dengan intonasi yang baik, akan memberikan kesan bagi yang mendengarkan; seperti terbawa menjadi bagian dari puisi itu sendiri. Intonasi di sini berarti lagu membaca. Ia meliputi penggalan kata, serta tinggi-rendahnya suara pada saat kalian membaca bait demi bait Gerak Tubuh Agar lebih menarik pendengarnya, kalian harus mempunyai gerak tubuh yang menarik perhatian. Gerak tubuh di sini artinya meliputi gerakan seluruh anggota tubuh kaki, tangan, badan, dan kepala sesuai dengan isi sajak yang Mimik Kalian juga tentu dapat membuat puisi yang kalian bacakan itu menjadi menarik, yaitu dengan menunjukkan mimik kalian. Mimik di sini berarti sebuah ekspresi atau perubahan raut wajah, menyesuaikan karakteristik dan suasana yang digambarkan pada puisi yang dibaca. Suasana yang dimaksud adalah sedih, semangat, atau gembira; dapat kalian coba tampilkan, sesuai isi puisi yang kalian Pandangan mata Untuk lebih dapat melibatkan perasaan dan perhatian dari penontonnya, pembaca puisi harus menjangkau ke pandangan mata sebanyak mungkin. Pandangan mata adalah arah mata memandang, yang seharusnya ditujukan ke segala penjuru tempat penonton prinsip tersebut dengan teman-teman kalian. Setelah itu, praktikkanlah untuk membaca sajak yang berjudul “Aku”.2 Memahami pengertian Membaca Ekspresif Semua prinsip yang dibahas sebelumnya itu berguna untuk membaca puisi secara ekspresif. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan membaca ekspresif itu? Istilah ekspresif di sini diperoleh dari fungsi bahasa secara umum, sebagaimana keterangan utama dari suatu bahasa itu ada 4, yakni fungsi ekspresif, fungsi deskriptif, fungsi sosial, dan fungsi tekstual Longman Dictionary of Language Teaching and Applied Linguistics, 4th ed., 2010 236.1. Fungsi ekspresif Yakni fungsi bahasa dalam hal penggunaannya untuk menampilkan hal-hal yang terkait dengan diri pembicara atau penulis, yang meliputi pikiran, perasaan, pengalaman, dan pilihan, serta Fungsi deskriptif Fungsi ini berkaitan dengan fungsi bahasa dalam hal menyampaikan informasi faktual. Fungsi deskriptif bisa juga disebut sebagai fungsi ideasional, yakni fungsi bahasa untuk menyampaikan Fungsi sosial Bahasa juga berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi, menjalin dan memapankan hubungan sosial. Istilah lain dari fungsi sosial ini adalah fungsi Fungsi tekstual Yakni fungsi bahasa yang terkait dengan cara penciptaan teks, baik lisan maupun tulis, yang runtut dan sesuai dengan sekarang adalah pengertian membaca ekspresif itu sendiri. Mari kita ekspresif adalah membaca dengan mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman penulis, meskipun pembacanya adalah bukan penulisnya itu sendiri. Pada umumnya kegiatan membaca ekspresif dilakukan dengan suara yang keras; juga dilakukan dengan gaya atau penampilan sesuai dengan isi materi yang dibacakan. Dengan demikian, membaca ekspresif dapat dikatakan sebagai membaca dengan penuh kegiatan membaca ekspresif dilakukan dengan suara keras, kegiatan membaca seperti ini sejalan dengan membaca teks secara lisan, yang berlawanan dengan membaca teks dalam hati.3 Membacakan puisi dengan ekspresifSetelah dipahami bahwa membaca ekspresif ternyata sangat cocok diterapkan dalam membaca puisi. Cobalah kalian baca puisi “Aku” tersebut secara ekspresif disertai penghayatan yang sungguh-sungguh.4 Memahami teknik pembacaann puisi yang benar Beberapa teknik berikut adalah teknik pembacaan puisi yang harus kalian cermati dan praktikkan agar pembacaan puisi kalian lebih membaca puisi di atas pentasKenakan pakaian yang rapi, nyaman namun sesuai dengan isi puisi yang akan kalian bacakan. Berpakaianlah sewajarnya namun dapat menarik perhatian, sehingga mendukung isi puisi yang tegak, tenang dan percaya diri di atas pentas! Arahkan pandangan kalian ke segala penjuru penonton, memberikan hormat sedikit membungkukkan badan dan menganggukkan isi puisi dan pesan di dalamnya, sehingga kalian lebih mudah menghayati puisi yang kalian artikulasi suara yang jelas, intonasi yang bagus, juga dengan suara yang keras namun napas menyesuaikan penggalan kata, larik, dan bait puisi Yakni memusatkan perhatian pada pembacaan puisi, mengendalikan diri agar tidak terpengaruh oleh penonton.5 Sering berlatihlah!Praktikkanlah teknik di atas untuk membaca sajak yang berjudul “Aku” di depan kelas. Anggaplah bahwa posisi depan kelas itu sebagai pentas. Bacalah secara bergantian dengan teman-teman kalian, dan saling memberikan penilaian atau saran.6 Perbaiki teknikDiskusikanlah dengan teman-teman kalian, sesuai penilaian tadi apakah ada teknik membaca puisi di atas yang perlu ditambah atau perbaiki, dan mengapa demikian.7 Gunakan teknik yang sesuaiTeknik membaca puisi itu bukan merupakan prosedur yang kaku yang setiap langkahnya harus ditempuh secara urut. Puisi dengan isi dan pesan yang berbeda menuntut teknik membaca yang berbeda pula. Diskusikanlah apakah teman-teman kalian juga berpendapat demikian.8 Mengevaluasi teknik yang digunakanMengingat teknik membaca puisi itu dapat diubah-ubah, buatlah teks prosedur kompleks yang bersifat protokol tentang hal yang sama menurut pendapat kalian sendiri. Bandingkanlah hasilnya dengan pekerjaan teman-teman kalian. Setelah itu, perbaiki lagi apabila dipandang perlu!*Artikel ini disarikan dari “Bahasa Indonesia — Ekspresi Diri dan Akademik”, Edisi Revisi 2014, QR Qeysha R. 13 Oktober 2021 17:43. Perhatikan kutipan teks berikut ini! Yakinlah bahwa kalian telah mengenakan pakaian dengan rapi atau mengenakan pakaian sesuai dengan isi puisi yang akan kalian baca. Berdirilah dengan tegak dan tenang di atas pentas sebelum kalian memulai membaca. Kuasailah pentas dan penonton dengan mengarahkan pandangan
Membaca puisi atau membaca nyaring sebuah puisi tergolong dalam bentuk membaca indah. Tujuan membaca puisi tidak hanya untuk kepuasan si pembaca saja, tetapi juga untuk memberikan kepuasan pada pendengarnya. Nah pada kesempatan kali ini kita akan membaca teknik atau cara dalam membacakan sebuah puisi dengan lafal, nada, tekanan dan intonasi yang tepat beserta contohnya. Untuk itu, silahkan kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini. Selamat membaca dan belajar semoga bisa paham. Teknik Dasar dalam Pembacaan Puisi Kegiatan membaca puisi poetry reading mulai populer sejak hadirnya kembali WS. Rendra dari kelananya di Amerika Serikat. Agar Anda dapat membaca puisi dengan baik perlu memperhatikan hal-hal berikut 1. Interprestasi Penafsiran Untuk memahami sebuah puisi kita harus dapat menangkap simbol-simbol atau lambang-lambang yang dipergunakan oleh penyair. Bila kita salah dalam menafsirkan makna simbol/lambang, kita dapat salah dalam memahami isinya. 2. Teknik Vokal Untuk pengucapan yang komunikatif diperlukan penguasaan intonasi, diksi, jeda, enjambemen, dan lafal yang tepat. 3. Performance Penampilan Dalam hal ini pembaca puisi dituntut untuk dapat memahami pentas dan publik. Pembaca puisi juga dapat menunjukkan sikap dan penampilan yang meyakinkan. Berani menatap penonton dan mengatur ekspresi yang tidak berlebihan. Selain itu, pembaca puisi harus memperhatikan pula irama serta mimik. Mimik merupakan petunjuk apakah seseorang sudah benar-benar dapat menjiwai atau meresapkan isi puisi itu. Harmonisasi antara mimik dengan isi maksud puisi merupakan puncak keberhasilan dalam membaca puisi. Ingatlah tidak setiap puisi dapat dibaca dilisankan tanpa menempatkan tanda tafsir pengucapannya terlebih dahulu. Adakalanya Anda menemui deretan baris atau bait yang satu dengan yang lain mempunyai jalinan pengucapan atau ada pula yang secara tertulis terpisah, sehingga perlu jeda. Bila Anda kurang tepat dalam memberi jeda, akan dapat mengaburkan maknanya. Seorang penyair mempunyai beberapa kiat agar puisinya dapat dicerna atau dinikmati pembaca. Penyair kerap menampilkan gambar angan atau citraan dalam puisinya. Melalui citraan penikmat sajak memperoleh gambaran yang jelas, suasana khusus atau gambaran yang menghidupkan alam pikiran dan perasaan penyairnya. Perhatikan kutipan sajak Amir Hamzah berikut ini Nanar aku gila sasar Sayang berulang padamu jua Engkau pelik menarik ingin Serupa dara di balik tirai Dalam puisi di atas citraan penglihatan yang terasa ada dalam angan-angan pembaca. Pembaca seolah melihat sosok wanita rupawan yang mengintai dari balik tirai. Di samping citraan/imajinasi visual yang menimbulkan pembaca seolah-olah dapat melihat sesuatu setelah membaca kata-kata tertentu, terdapat pula imajinasi lain, seperti imajinasi auditory pendengaran, imajinasi articulatory seolah mendengar kata-kata tertentu, imajinasi alfaktory seolah membau/mencium sesuatu, imajinasi organik seolah Anda seperti merasa lesu, capek, ngantuk, lapar, dan sebagainya. Setelah Anda dapat menafsirkan lambang-lambang dalam puisi, untuk mewujudkan keutuhan makna, Anda dapat lakukan langkah parafrasa puisi, memberi tanda jeda, serta tekanan atau intonasinya. Yang perlu diingat bahwa dalam mencoba memahami sebuah puisi perlu memperhatikan judul, arti kata, imajinasi, simbol, pigura bahasa, bunyi/rima, ritme/irama, serta tema puisi. Aspek dalam Pembacaan Puisi Puisi merupakan sebuah struktur yang kompleks, untuk memahaminya diperlukan analisis sehingga dapat diketahui bagian-bagiannya serta jalinannya secara nyata. Analisis pada segi bentuk dan isi belumlah cukup untuk memberikan gambaran nyata dan memuaskan, namun setidaknya terbuka sedikit tabir dari makna dan nilai yang terkandung dalam isi puisi. Agar dapat membaca puisi secara tepat, maka Anda perlu untuk memahami puisi yaitu dengan cara melakukan analisis terhadap isi puisi. Terdapat beberapa tahap untuk memahami puisi dengan melakukan analisis puisi, antara lain sebagai berikut. 1. Aspek Bunyi Sebuah puisi akan bermakna jika dibaca oleh karena itu memahami aspek rima, irama, jeda, nada, dan intonasi pembacaan merupakan langkah awal untuk memahami isi puisi. Perhatikan perulangan-perulangan yang digunakan, permainan vokal-konsonan dalam puisi, penekanan pada kata tertentu, sajak-sajak serta unsurunsur bunyi yang lainnya. 2. Aspek Kata Salah satu definisi puisi menyebutkan bahwa puisi merupakan pola permainan kata yang terkandung makna di dalamnya. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa aspek utama dalam sebuah puisi adalah rangkaian kata. Lakukan pemahaman terhadap makna kata per kata yang dilanjutkan dengan pemahaman rangkaian kata yang membentuk bait. Apakah sebuah kata akan memiliki perbedaan makna setelah terangkai dalam sebuah bait puisi? Ataukah masih memiliki makna yang sama? Adakah pengaruh dari rangkaian kata sebelumnya pada makna kata atau rangkaian kata selanjutnya? Pertanyaanpertanyaan seperti itulah yang pada akhirnya mampu memberikan pemahaman pada isi puisi 3. Aspek Intrinsik Puisi Pemahaman terhadap aspek intrinsik puisi sangat membantu pemahaman terhadap isi puisi. Dalam aspek intrinsik puisi memuat objek-objek yang dikemukakan, latar, pelaku, dan dunia pengarang. Objek yang dikemukakan dalam hal ini memuat hal-hal yang diangkat pengarang dalam puisinya, misalnya perahu, bulan, air laut, kehidupan dan banyak lagi objek lain yang digunakan. Latar, sama halnya dengan prosa, memuat latar tempat dan waktu. Pelaku, dalam hal ini juga memuat pelaku yang dimunculkan dalam puisi, misalnya si aku atau tokoh yang lain. Pada puisi Teratai karya Sanusi Pane diperuntukkan pada tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara. 4. Aspek Pemaknaan Secara Implisit Pada tahap ini pemaknaan dilakukan secara menyeluruh sehingga terangkai sebuah cerita, kisah, peristiwa, atau yang lainnya. Perhatikan puisi berikut. Cintaku Jauh Di Pulau Cintaku jauh di pulau gadis manis, sekarang iseng sendiri. Perahu melancar, bulan memancar, di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar, angin membantu, laut terang, tapi terasa aku tidak kan sampai padanya Di air yang terang, di angin mendayu, di perasaan penghabisan segala melaju Ajal bertakhta, sambil berkata “tujukan perahu ke pangkuanmu saja.” Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh! Perahu yang bersama kan merapuh! Mengapa Ajal memanggil dulu Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?! Manisku jauh di pulau kalau ku mati, di mati iseng sendiri. Bait pertama, menggambarkan sang kekasih nun jauh di sana. Bait kedua, menggambarkan tentang kebahagian namun terdapat kegelisahan di akhir bait. Bait ketiga, awal bait menggambarkan segalanya berjalan dengan baik dan lancar, namun di akhir bait kegelisahan pada akhir bait kedua terjadi yaitu panggilan yang kuasa. Bait keempat dan bait kelima menggambarkan kegagalan si aku untuk mencapai cita-citanya bertemu sang gadis meskipun segala daya dan upaya telah dilakukan Jalan sudah bertahun kutempuh! Perahu yang bersama kan merapuh!. 4. Aspek Perenungan Pada tahap ini pembaca dituntut untuk melakukan penyimpulan dan perenungan terhadap isi puisi secara menyeluruh. Makna yang terkandung pada puisi di atas bisa dinyatakan sebagai kegagalan menemui sang kekasih setelah sekian lama melakukan perjalanan panjang ternyata harus terhalangi oleh kematian. Unsur-Unsur Penting dalam Pembacaan Puisi Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, agar dapat membacakan sebuah puisi maka Anda harus bisa memaknai puisi tersebut. Pemaknaan puisi berarti kegiatan memahami isi puisi, dengan cara mencoba menemukan makna yang terkandung dalam puisi, berupa tema, ide, amanat, atau pengalaman penyair. Dalam pemaknaan puisi, Anda diminta juga untuk memaknai unsur diksi, bunyi, irama, citraan, dan gaya bahasa. Unsur diksi, yaitu ketepatan pemilihan kata dari penyair yang mewakili perasaan dan jiwanya untuk menunjukkan keekspresifan dan keindahan sebuah puisi. Unsur Sajak dan Irama, yaitu pola keindahan dalam setiap larik puisi yang dibacakan. Contoh Teja Lihat langit sebelah barat Lautan warna dibuat teja → Hiperbola Berkilau-kilau dari darat → Repitisi ke cakrawala bayangan mega Makin lama muram cahaya awan kelabu perlahan melayang melayang-layang entah ke mana Laksana mimpi ia menghilang Pilihan kata “teja” sebagai judul dipilih penyair untuk mewakili pergantian waktu. Teja adalah awan kekuning-kuningan yang terpancar di langit waktu sore petang. Penyair mengungkapkan warna langit dengan sebutan lautan warna untuk mengungkapkan teja cakrawala. Unsur sajak dan irama sengaja dipilih penyair untuk mengungkapkan keindahan. Perhatikan kata-kata diakhir baris puisi /barat/, /teja/, /darat/, dan / mega/, /cahaya/, /melayang/, /ke mana/, dan menghilang/. Indah bukan? Citraan, adalah sarana pengungkapan puisi yang mendayagunakan panca indra manusia, yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, dan peraba. Gaya bahasa majas, adalah sarana pengungkapan kata-kata untuk menimbulkan keindahan dan menghidupkan puisi. Macam-macam majas antara lain metafora perbandingan langsung, personifikasi penginsanan, ironi sindiran, litotes merendahkan diri, hiperbola melebih-lebihkan, repetisi pengulangan, dan sebagainya. Contoh Kaulah kandil gemerlap → Citraan penglihatan Pelita jendela di malam gemerlap melambai pulang berlahan → Majas personifikasi sabar setia selalu Persiapan Sebelum Melakukan Pembacaan Puisi Agar Anda dapat lancar membaca puisi di atas pentas dan di depan para audiens, maka ada beberapa persiapan atau latihan yang harus Anda lakukan di rumah. Langkah-langkah persiapan dalam pembacaan puisi antara lain sebagai berikut. Kenali dulu gaya atau jenis puisi tersebut. Misalnya, puisi yang berisi perjuangan nantinya harus dibawakan dengan gaya semangat. Adapun jika puisi tersebut berisi hal yang penuh nilai-nilai religius dapat dibawakan dengan suasana syahdu. Hayati dan pahami isi puisi dengan interpretasi Anda sendiri. Hal ini akan membantu Anda merasakan bahwa puisi yang dibawakan nantinya akan menyatu dengan sanubari Anda sendiri. Selanjutnya, Anda dapat membaca secara berulang-ulang isi puisi tersebut. Mulanya, mungkin Anda bisa membacanya dalam hati kemudian mengucapkan secara bergumam. Selama menghayati dengan membaca berulang-ulang, janganlah Anda terpengaruh oleh suasana sekeliling. Tanamkanlah dalam diri bahwa Anda bisa masuk dalam isi dunia puisi tersebut. Dengan begitu, Anda akan menyatu dengan keseluruhan bait puisi dan makna di dalamnya secara penuh. Lakukanlah latihan membaca puisi dengan berulang-ulang. Sebelumnya, Anda dapat memberi tanda intonasi, tekanan, atau nada pada puisi yang akan Anda bacakan. Hal ini nantinya akan membantu Anda dalam mendeklamasikan isi puisi dengan pembawaan sepenuh hati. Sebagai langkah awal, lakukanlah latihan di depan cermin. Dalam hal ini, Anda sekaligus dapat menilai gesture serta mimik Anda sendiri. Selanjutnya, Anda dapat mempraktikkan pendeklamasian puisi di hadapan teman atau keluarga Anda. Silakan Anda meminta pendapat dari mereka. Hal ini akan lebih membantu Anda jika ada kritik atau masukan dari orang lain. Sebagai bahan latihan, bacalah dalam hati isi puisi berikut dengan saksama. Hayatilah maknanya. Pada Suatu Hari Nanti Pada suatu hari nanti Jasadku tak akan ada lagi Tapi dalam bait-bait sajak ini Kau takkan kurelakan sendiri Pada suatu hari nanti Suaraku tak terdengar lagi Tapi di antara larik-larik sajak ini Kau akan tetap kusiasati Pada suatu hari nanti Impianku pun tak dikenal lagi Namun di sela-sela huruf sajak ini Kau takkan letih-letihnya kucari Dalam puisi tersebut, digambarkan jiwa penyair tidak akan pernah mati di mata dan di hati apresiatornya. Jiwa penyair akan selalu abadi meski sang penyair telah meninggalkan alam fana ini. Mengapa demikian? Segala harapan dan impiannya tentang hidup dan kehidupan, termasuk kesepian dan kesunyian, telah dikristalkan lewat larik-larik puisi yang ditulisnya dengan rasa kecintaan mendalam. Kecintaan itu adalah kecintaan terhadap hidup, baik pada yang kelak akan musnah maupun yang abadi. Hal tersebut menggerakkan sang penyair untuk terus menghasilkan puisi-puisinya. Cara Membaca Puisi yang Baik dan Benar Membaca puisi disebut juga berdeklamasi. Membaca puisi merupakan suatu proses yang melibatkan pihak pembaca, pendengar, dan puisi yang dibaca. Membaca puisi termasuk keterampilan membaca estetika. Hakikat membaca estetika adalah membaca dengan memerhatikan unsur-unsur keindahan dan penghayatan. Nah, agar dapat tampil baik ketika membaca puisi, Anda perlu berlatih dan memerhatikan beberapa hal. 1. Memperhatikan Elemen Penting Puisi Hal-hal yang perlu kamu perhatikan saat membaca puisi, yaitu sebagai berikut. Lafal, yaitu cara seseorang mengucapkan bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa harus jelas, misalnya /k, p, t, s, a, i, u, e, o, ng, ny, v, f/ dan sebagainya. Intonasi, yaitu naik, turun, tinggi, rendah lagu kalimat dalam pembacaan puisi. Kamu harus perhatikan bagaimana intonasi/irama pembacaan kata-kata dan baris-baris puisi. Pahamilah mana kata yang diucapkan dengan nada tinggi, rendah, naik, atau turun. Hal ini agar puisi yang kamu bacakan dapat indah terdengar oleh pendengar. Tekanan adalah keras lembutnya pengucapan bagian ujaran tiap kata dalam puisi. Nada adalah tinggi rendahnya irama suara. Jeda adalah waktu hentian sebentar dalam ujaran ketika membaca puisi atau pada saat enjabement. Gerak dan mimik wajah sesuai isi puisi, disertai dengan gesture gerakan tubuh yang tepat. Penghayatan yang mendalam terhadap isi puisi. 2. Memberi Tanda-Tanda Teks Puisi Agar puisimu lebih mudah kamu baca, berilah tanda-tanda pembacaannya. Tanda-tanda tersebut adalah sebagai berikut. Sekarang, perhatikanlah contoh penggunaan ramburambu tersebut. Perhatikan pula cara membacakannya. Berdasarkan penandaan tersebut, Anda akan mudah untuk membacakan sekaligus menghayati isi puisinya. Puisi tersebut berisi kesedihan penyair melihat kehidupan rakyat jelata dan sengsara. Kesedihan dan kepiluan itu semakin menyayat dengan terdengarnya suara angklung. Agar saat Anda membaca puisi dengan penghayatan yang baik, bacalah puisi hasil karyamu sendiri. Dengan puisi karya sendiri, Anda akan mengetahui dengan baik kapan jeda, in tonasi, dan tekanan diterapkan. Untuk menunjukkan hal itu, perbanyaklah menulis puisi agar Anda dapat membaca nya dengan lebih baik. Selain itu, sering-seringlah menyimak pembacaan puisi, membaca buku antologi puisi, serta menyaksikan dan mengikuti lomba baca dan tulis puisi. Dengan demikian, Anda akan semakin mahir dalam memahami puisi. 3. Sikap Membaca Puisi Sikap pada waktu membaca puisi sangat menentukan keberhasilan seorang pembaca puisi. Sikap yang harus kamu perhatikan saat membaca puisi adalah sebagai berikut. a. Sikap wajar dan tenang Bersikaplah wajar dan tenang namun penuh dengan percaya diri. Janganlah kamu berlebihan over acting ketika membaca puisi. b. Gerakan mimik dan anggota badan lain yang mendukung Gunakan gerakan mimik, tangan, atau anggota badan lain yang mendukung. Tujuannya agar puisi yang sedang kamu bacakan tidak kaku dan dapat mewakili ekpresi jiwa pengarang. c. Volume suara yang tepat Aturlah suaramu secara baik. Pahami tanda-tanda yang kamu tulis dalam puisimu. d. Kelancaran dan kecepatan Membaca puisi berbeda dengan membaca teks berita. Membaca puisi perlu keterampilan dan pembelajaran khusus. Bacalah puisimu secara tepat dan lancar berdasarkan teknik yang kamu kuasai. Janganlah terlalu cepat, baca secara pelan namun pasti sesuai kaidah membaca puisi yang telah kamu pelajari.

Kelihatannyamemang sepele, namun hal ini sangat penting untuk dipahami dan pada akhirnya dilakukan saat membaca puisi di atas pentas. Ketepatan ekspresi dan mimik dalam membaca puisi saat tampil merupakan satu keharusan yang berguna untuk menggambarkan dan menyampaikan isi dari cerita di dalam puisi tersebut terhadap pemirsa atau penonton. 2.

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Medan25 Februari 2022 1417Halo, Siti M. Terima kasih sudah bertanya di Roboguru Kakak bantu jawab, ya. Jawabannya adalah C. Perhatikan penjelasan berikut, ya. Puisi merupakan ragam sastra yang terikat oleh unsur-unsurnya, seperti irama, mantra, rima, baris, dan bait. Puisi umumnya disampaikan secara lisan melalui pembacaan puisi di atas pentas. Berikut merupakan langkah-langkah membaca puisi di atas pentas. 1. Gunakan pakaian yang rapi. Hal ini bertujuan untuk membangun rasa percaya diri dan tidak mengganggu fokus orang yang menyaksikan. 2. Berdiri dengan percaya diri dan tenang di atas pentas. Hal ini bertujuan agar pembacaan puisi dapat berjalan dengan baik dan kita dapat fokus. 3. Lemparkan pandangan ke seluruh objek yang ada di hadapan kita. Hal ini bertujuan agar kita menguasai seisi ruangan dan tidak terpaku pada satu objek. 4. Pahami isi dan pesan puisi. Hal ini diperlukan agar kita dapat menjiwai dan menghayati isi puisi. 5. Bacalah puisi dengan artikulasi yang tepat dan jelas. 6. Sesuaikan nafas dengan penggalan suku kata atau pun kata dalam setiap baris puisi. Hal ini bertujuan agar makna puisi dapat tersampaikan dengan baik. 7. Pusatkan perhatikan pada puisi yang dibaca. Berdasarkan penjelasan di atas, langkah-langkah membaca puisi di atas pentas yang tepat ditandai dengan nomor 6, 7, 2, 3, 5, 1, 4. Berikut susunan langkah pembacaan puisi yang runut. 6 Yakinlah bahwa kalian telah mengenakan pakaian yang rapi. 7 Berdiri dengan tegak dan tenang di atas pentas. 2 Kuasailah pentas dan penonton dengan mengarahkan pandangan ke segala penjuru. 3 Hayati puisi dengan cara memahami isi dan pesan. 5 Baca puisi dengan artikulasi yang tepat dan jelas. 1 Aturlah nafas dengan baik dengan menyesuaikan penggalan kata, baris dan bait dalam puisi tersebut. 4 Pusatkan perhatian kepada puisi yang dibaca. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah C. Semoga membantu Yakinlahbahwa kalian telah mengenakan pakaian dengan rapi atau mengenakan pakaian sesuai dengan isi puisi yang akan kalian baca.Berdirilah dengan tegak dan tenang di atas pentas sebelum kalian memulai membaca.Kuasailah pentas dan penonton dengan mengarahkan pandangan ke segala penjuru sambil memberikan penghormatan kepada mereka dengan cara menganggukkan kepala.
Ingin bisa membaca puisi tetapi belum tau bagaimana cara membaca puisi yang baik? Tenang! Artikel ini akan membahas teknik membaca puisi yang pastinya akan berguna buat Sobat semua. Hai Sobat Zenius! Lo pasti sudah pernah mengenal yang namanya puisi dan dengar nama-nama penyair Indonesia yang terkenal seperti Sapardi Djoko Damono, Chairil Anwar dan Rendra kan? Mungkin beberapa dari lo juga sudah pernah nih menulis karya puisi lo sendiri. Biasanya, kalau sudah menulis puisi sendiri, tantangan selanjutnya adalah pembacaan puisi tersebut. Nah, biasanya pertanyaan yang muncul adalah “Bagaimana cara membaca puisi yang baik?” Untuk bisa menjawab pertanyaan ini kita perlu tahu dulu nih apa saja teknik membaca puisi yang bisa kita terapkan. Di artikel ini, gue akan dengan senang hati memberikan informasi terkait hal tersebut. Yuk, simak artikel ini! Puisi Teknik Membaca PuisiInterpretasiTeknik VokalPerformance atau PenampilanContoh Puisi Sebelum kita membahas teknik membaca puisi, sepertinya ada baiknya kalau kita mereview sedikit tentang apa itu puisi nih. Untuk memulai, coba deh teman-teman baca puisi singkat tentang cinta yang berjudul Aku Ingin ciptaan Sapardi Djoko Damono dibawah ini. Setelah membaca puisi diatas, pasti lo ikut merasakan suasana romantis yang diciptakan oleh penyair kan? Kok bisa ya? Nah, hal itu berkaitan dengan arti puisi itu sendiri Sobat. Menurut Pradopo 2002, puisi adalah sebuah karya tulis yang disusun secara berirama untuk mengekspresikan pemikiran seseorang yang dapat mebangkitkan perasaan sekaligus imajinasi panca indera pembacanya. Jadi, wajar kalau lo ikut merasakan perasaan yang dicurahkan penyair di dalam suatu karya tulisnya karena kata-kata yang digunakan dalam puisi tersebut bisa membangkitkan imajinasi lo juga. Kalau Sobat Zenius ingin bisa menulis puisi yang bikin pembacanya sampai terbawa perasaan, lo bisa juga nih baca artikel Zenius lainnya yang berjudul 5 Tips Menulis Puisi yang Baik – Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 atau Struktur Puisi, Unsur, Ciri dan Contohnya! – Materi Bahasa Indonesia Kelas 10. Foto by Tamarcus Brown Nah, puisi yang telah ditulis oleh seorang penyair, biasanya akan dibacakan Sobat. Kalau membaca dalam hati saja sudah bisa mengaduk-aduk perasaan kita, bagaimana kalau puisi itu dibacakan dengan lantang dan penuh penghayatan? Pasti makin terasa berlipat-lipat deh gregetnya. Tapi lo tahu ngga sih kalau membaca puisi itu ada tekniknya supaya makna puisi yang dibacakan dapat benar-benar ditangkap oleh pendengar? Biar nggak penasaran, yuk kita langsung bahas apa saja teknik membaca puisi yang perlu kita ketahui! Teknik Membaca Puisi Mengetahui teknik membaca puisi penting sekali karena tanpa teknik yang benar mungkin lo akan kesulitan untuk menyampaikan makna sekaligus perasaan yang ada dalam sebuah puisi. Apa saja sih teknik membaca puisi itu? Menurut Utami, S., Sugiarti, Sutoro, & Sosa, A. 2008, terdapat tiga hal yang berkaitan dengan teknik membaca puisi yang perlu kita perhatikan yaitu interpretasi atau penafsiran, teknik vokal dan penampilan. Yuk, kita bahas satu persatu! Interpretasi Teknik membaca puisi yang pertama berkaitan dengan kemampuan interpretasi puisi. Yang dimaksud dengan interpretasi adalah kemampuan lo dalam menafsirkan atau mengartikan kata, simbol, atau lambang yang digunakan oleh penyair di dalam puisinya. Interpretasi yang tepat itu sangat penting bahkan mungkin merupakan kunci keberhasilan dalam pembacaan suatu puisi lho Sobat. Pasalnya, jika kita gagal memahami arti atau pesan yang disampaikan dalam puisi, pasti sangat mempengaruhi teknik membaca puisi yang lainnya dari segi vokal dan penampilan. Contohnya nih, pernah nggak sih lo membaca suatu puisi, lalu lo kesulitan mengartikannya karena kata-kata yang digunakan itu asing buta lo? Contohnya seperti penggunaan kata “sedan” dalam penggalan puisi yang berjudul Ibuku Dahulu karya Amir Hamzah dibawah ini nih. Kalau lo belum mengetahui apa arti kata “sedan” yang digunakan dalam pada puisi di atas, pasti lo akan bertanya-tanya apa maksudnya? Atau kalau lo anak mobil, mungkin lo akan langsung terbayang jenis mobil sedan seperti gambar dibawah ini. Mobil Sedan Foto by Waqas Sultan Tapi masak iya artinya menahan sebuah mobil? Pasti bukan ya Sobat. Terus apa dong artinya? Arti kata “sedan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah isak atau suara tangis yang tertahan-tahan. Nah, sekarang jadi lebih nyambung kan. Dengan lo mengetahui bahwa sosok ibu yang sedih hingga menahan tangis diceritakan dalam puisi itu, pasti akan mempengaruhi cara penyampaian lo dari segi ekspresi, gerakan tubuh, dan intonasi lo. Lalu bagaimana kalau nggak tau artinya sama sekali? Tenang, lo bisa tengok artinya di KBBI, atau bisa juga coba search di Google ya Sobat. Jika disediakan, lo juga bisa memperhatikan gambar atau ilustrasi yang disediakan oleh penyair untuk mempermudah penafsiran makna puisinya. Selain memahami arti tiap katanya, lo juga harus bisa menafsirkan puisinya secara keseluruhan. Nah, hal ini mungkin sulit ketika lo bertemu dengan puisi baru yang menggunakan gaya bahasa dan penulisan yang lo nggak familiar. Menurut Edward Hirsch 2007, seorang penyair, penulis sekaligus profesor di Wayne State University dan University of Houston, salah satu hal yang perlu lo lakukan adalah mencoba untuk membaca puisi itu beberapa kali kata demi kata untuk mendapatkan pemahaman lebih tentang puisi yang lo baca. Kalu lo sudah berfasil menafsirkan atau memahami makna dari puisinya, lo bisa lanjut ke teknik membaca puisi berikutnya, yaitu teknik vokal. Teknik Vokal Teknik membaca puisi yang kedua ini berkaitan dengan bagaimana kejelasan suara yang baik dalam membaca puisi. Untuk memastikan bahwa suara yang kita hasilkan saat membaca puisi itu baik, jelas dan membantu penyampaian makna atau penafsiran terhadap puisi itu kepada audience, ada beberapa hal yang perlu lo perhatikan. Intonasi Menurut Foy Ario 2020, intonasi adalah keras lembutnya pengucapan suatu kata yang mempengaruhi ketepatan penyajian puisi. Lo juga bisa menyatakan bahwa tinggi rendahnya nada dalam membaca puisi disebut intonasi. Supaya Sobat Zenius bisa memiliki intonasi yang baik, Sobat harus terlebih dahulu menemukan kata-kata yang dianggap penting yang lalu diberikan penekanan dalam pengucapannya. Penekanan kata-kata yang penting ini disebut juga tekanan dinamik. Selain penekanan kata, lo juga harus menentukan cepat lambatnya pengucapan suatu kata yang disebut dengan tekanan tempo. Jeda Sobat pasti menyadari kalau puisi pada umumnya disusun dalam bentuk baris atau larik. Nah, kesalahan yang sering dibuat dalam teknik membaca puisi adalah memberikan jeda pada setiap pergantian barisnya. Tunggu, jeda itu apa sih Sobat? Yak benar, pemberhentian sesaat dalam membaca puisi disebut jeda. Pemberian jeda pada setiap barisnya dapat menimbulkan efek terputus-putus dan membuat pendengar sulit untuk memahami atau menikmati pembacaan puisi lo. Satu hal yang paling mudah dilakukan adalah mengikuti tanda baca yang ada di dalam puisi. Lo bisa memberikan penjedaan singkat jika menemui tanda koma , dan penjedaan lebih lama pada tanda titik .. Contoh nya seperti pada penggalan puisi Sajak Matahari karya W. S. Rendra di bawah ini. Artikulasi Artikulasi merupakan kejelasan suara dari pengucapan setiap kata yang ada dalam sebuah puisi. Sobat bisa mulai dari kejelasan pengucapan huruf-huruf vokal seperti /a/, /i/, /u/, /e/, /o/. Pastikan bahwa Sobat benar-benar membuka dan membentuk mulut Sobat dengan benar dalam pengucapannya. Misalnya, ketika lo mengucapkan huruf /o/, maka mulut akan terbuka dan bibir membentuk lingkaran kecil. Lalu ketika mengucapkan huruf /a/, pastikan mulut dan bibir Sobat semua terbuka lebar ya. Dengan memperhatikan pengucapan setiap huruf yang ada, lo akan memiliki artikulasi yang baik juga. Pernafasan Teknik pernafasan yang benar penting supaya dalam membaca Sobat Zenius tidak kehabisan nafas. Kalau Sobat Zenius menonton video penjelasan tentang teknik membaca puisi yang ada di Zenius, lo akan mendapatkan tips untuk menggunakan nafas perut saat membaca puisi. Penggunaan nafas perut ditandai dengan alih-alih pundak yang terangkat naik, tetapi perut lah yang akan mengembang saat menarik nafas. Performance atau Penampilan Teknik membaca puisi yang terakhir ini membahas terkait penampilan lo yang bisa dilihat oleh mata audience yaitu ekspresi dan bahasa tubuh. Pertama, ekspresi atau mimik wajah, seperti yang lo semua tau merupakan raut wajah yang menunjukan suatu emosi. Tentunya raut wajah kita ketika senang akan berbeda dengan raut wajah ketika marah atau sedih. Selanjutnya, bahasa tubuh artinya gerakan tubuh yang Sobat Zenius buat selama membacakan puisi. Contoh yang paling umum adalah gerakan mengepalkan tangan ke atas dengan tegas ketika ingin menunjukan semangat yang membara dalam sebuah puisi. Penggunaan ekspresi wajah dan bahasa ini penting untuk membantu menggambarkan atau menafsirkan isi puisi ini Sobat. Foto W. S. Rendra Membacakan Puisinya Menerapkan Teknik Membaca Puisi Foto Selain menggunakan ekspresi dan bahasa tubuh. Pembaca puisi juga harus tenang ketika tampil di atas panggung. Tenang bukan berarti tidak bergerak ya Sobat, melainkan tidak menunjukan gerak tubuh yang grogi atau tidak menguasai panggung. Merasa relax saat membaca puisi sangat penting supaya penjiwaan terhadap puisi dapat mengalir. Pembaca puisi juga harus berani untuk membuat kontak mata dengan audience supaya mereka juga bisa turut merasakan emosi yang Sobat rasakan. Contoh Puisi Nah, karena Sobat sudah mendapatkan teknik membaca puisi dari artikel ini, lo bisa melatihnya deh. Di bawah ini gue sudah menyediakan beberapa contoh puisi yang bisa lo gunakan untuk berlatih. Sajak Matahari – W. S. Rendra Matahari bangkit dari sanubariku. Menyentuh permukaan samodra raya. Matahari keluar dari mulutku, menjadi pelangi di cakrawala. Wajahmu keluar dari jidatku, wahai kamu, wanita miskin! kakimu terbenam di dalam lumpur. Kamu harapkan beras seperempat gantang, dan di tengah sawah tuan tanah menanammu! Satu juta lelaki gundul keluar dari hutan belantara, tubuh mereka terbalut lumpur dan kepala mereka berkilatan memantulkan cahaya matahari. Mata mereka menyala tubuh mereka menjadi bara dan mereka membakar dunia. Matahari adalah cakra jingga yang dilepas tangan Sang Krishna. Ia menjadi rahmat dan kutukanmu, ya, umat manusia! Guru – Kahlil Gibran Barang siapa mau menjadi guru Biarlah dia memulai mengajar dirinya sendiri Sebelum mengajar orang lain Dan biarkan pula dia mengajar dengan teladan Sebelum mengajar dengan kata-kata Sebab, mereka yang mengajar dirinya sendiri Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri Lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain Dan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lain Bintang – Chairil Anwar Aku mencintai kelasmu Kamu membantuku tuk melihat Bahwa untuk hidup bahagia Belajar adalah kuncinya Kamu perhatian dan pandai Kamu memahami muridmu Kamu guru terbaik yang pernah ada Aku tahu itu dari awal kita bertemu Aku memperhatikan kata-katamu Kata-kata dari seorang guru sejati Kamu lebih dari teladan terbaik Sebagai guru, kamu adalah bintang Penutup Gimana Sobat? Sudah lebih tau tentang teknik membaca puisi kan? Kalau dirangkum secara luas, terdapat tiga hal yang perlu lo perhatikan yaitu penafsiran isi puisi, penggunaan vokal, dan penggunaan ekspresi dan bahasa tubuh yang baik dalam pembacaan puisi. Kalian bisa mengaplikasikan teknik-teknik tersebut supaya bisa membaca puisi dengan baik ya. Terakhir, kata orang sih kunci dari keberhasilan adalah berlatih Sobat, jadi semangat untuk berlatih membaca puisi dengan baik ya! Sekian dari gue, see you in the next article!
F1 Berdirilah baik-baik di atas pentas yang telah tersedia F.2 Pakaian harus menimbulkan kesan yang menarik dan menyenangkan F.3 Menghadap kepada penonton, memandang ke sekeliling dengan airmuka yang berseri-seri, lalu memberi salam kepada hadirin dengan hormat, dengan jalan menganggukkan kepala.
Sebelum kalian menerapkan teknik yang baik, kalian perlu mengetahui terlebih dahulu beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan pada saat kalian membaca puisi dengan keras. Prinsip-prinsip itu adalah volume suara, artikulasi suara, intonasi, gerak tubuh, mimik, dan pandangan mata. Volume suara adalah derajat keras atau lemahnya suara pada saat kalian membaca puisi yang dimaksud. Artikulasi suara adalah pengucapan kata demi kata dengan benar serta dengan suara yang jelas dan pilah. Intonasi adalah lagu membaca yang meliputi penggalan kata dan tinggi atau rendahnya suara pada saat kalian membaca baris demi baris puisi. Gerak tubuh meliputi gerak seluruh anggota tubuh kaki, tangan, badan, dan kepala sesuai dengan isi puisi yang dibaca. Mimik adalah ekspresi atau perubahan wajah sesuai dengan karakteristik dan suasana misalnya, sedih, semangat, atau gembira yang digambarkan pada puisi yang dibaca. Pandangan mata adalah arah mata memandang; seharusnya pandangan mata ditujukan ke segala penjuru tempat penonton berada. 1. Yakinlah bahwa kalian telah mengenakan pakaian dengan rapi atau mengenakan pakaian sesuai dengan isi puisi yang akan kalian baca. 2. Berdirilah dengan tegak dan tenang di atas pentas sebelum kalian memulai membaca. 3. Kuasailah pentas dan penonton dengan mengarahkan pandangan ke segala penjuru sambil memberikan penghormatan kepada mereka dengan cara menganggukan kepala. 4. Hayatilah puisis yang kalian baca dengan memahami isi dan pesannya. 5. Bacalah puisi tersebut dengan artikulasi suara yang jelas, dengna volume suara yang dapat menjangkau semua penonton, dan dengan intonasi yang bagus. 6. Aturlah napas dengan baik dengan menyesuaikan penggalan-penggalan kata, baris, dan bait puisi tersebut. 7. Pusatkan perhatian kepada puisi yang dibaca dennga mengendalikan diri tanpa terpengaruh oleh penonton. Untuk menerapkan tips diatas, mari kita coba dengan puisi karya Chairil Andwar di bawah ini AKU Karya Chairil Anwar, Sastrawan Angkatan 1945 Kalau sampai waktuku Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang-menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi.
TeknikVokal Untuk pengucapan yang komunikatif diperlukan penguasaan intonasi, diksi, jeda, enjabemen, dan lafal yang tepat. Dengan begitu, pendengar dapat menikmati dan terhanyut dalam pembacaan puisi. 3. Penampilan Dalam hal ini pembaca puisi dituntut untuk dapat memahami pentas dan publik di mana puisi tersebut dibawakan. Daftar isi Teknik Membaca Puisi di Atas Pentas 1. Pembacaan Tekstual 2. Pembacaan Deklamasi 3. Pembacaan Teatrikal Langkah-Langkah Membaca Puisi Pentingnya memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan pemaknaan puisi dan unsur pembangun puisi, maka selanjutnya Anda akan mampu menganalisis puisi dengan mudah. Selain itu, Anda juga dapat mendemonstrasikan puisi dengan membaca puisi di atas pentas. Foto PixabayYa, sebagai bentuk penghargaan atau apresiasi terhadap suatu karya sastra puisi, yakni mendemonstrasikannya, dengan cara membacakannya menggunakan teknik membaca puisi di atas pentas yang membacakan puisi, hal penting yang biasanya diperhatikan seperti kemampuan menjiwai puisi yang dibacakannya dengan baik. Selain itu, kemampuan vokal, gerak tubuh, dan mimik wajah menjadi perhatian yang perlu dikuasai dengan baik oleh seorang pembaca puisi. Teknik Membaca Puisi di Atas Pentas Pada dasarnya, ada banyak teknik membaca puisi di atas pentas yang sering ditampilkan bergantung pada penafsiran makna dan pilihan masing-masing, yakni sebagai Pembacaan Tekstual Teknik membaca puisi ini memiliki ciri yaitu membawa teks pada saat tampil. Seorang pembaca puisi sesekali dapat melihat teks puisi yang dibacanya secara langsung, karena memang tidak ada tuntutan hafalan sebelumnya. Secara umum, dengan teknik ini, pembacaan puisi dapat divariasikan dengan gaya atau gerak tubuh, seperti berdiri, duduk, dan bergerak, namun semuanya terbatasi atau tidak bisa bergerak bebas dan Pembacaan Deklamasi Teknik membaca puisi di atas pentas ini dilakukan dengan menghafal teks puisi terlebih dahulu, karena pada saat tampil tidak membawa teks puisinya. Pentingnya si pembaca memiliki daya hafalan yang bagus, agar pada saat pembacaan puisi dapat dilakukan dengan maksimal. Karena banyak faktor yang mempengaruhi kekuatan hafalan si pembaca, bisa saja lupa lirik puisinya karena tekanan emosional atau grogi yang berlebihan. Keuntungan teknik ini memberikan keleluasaan dan bebas bergerak karena tidak terikat dengan teks secara visual. Selain itu, adanya keharusan untuk menampilkan penghayatan yang lebih baik, ekspresi, suara, gestur, dan mimik wajah yang lebih baik dibandingkan dengan teknik tekstual. 3. Pembacaan TeatrikalDari dua teknik membaca puisi yang sudah dijelaskan di awal, teknik ini lebih kreatfi dan ekspresif. Teknik pembacaan teatrikal selain dibutuhkan hafalan yang kuat, penampilannya dituntuk dengan ekspresi, penghayatan, dan penjiwaan totalitas terhadap isi puisi yang dibacanya. Tak hanya itu, penampilan teknik membaca puisi di atas pentas ini menjadi lebih menarik karena didukung dengan eksesoris, musik, latar, dan setting puisi dengan gaya yang dijelaskan tersebut, harus dibarengi dengan latihan yang rutin agar hasilnya maksimal. Apapun gaya yang dipilih harus didasarkan pada beberapa aspek seperti kesiapan diri, situasi kondisi, kecocokan puisi, dan sarana pendukung yang memadai. Proses latihan dapat dilakukan dengan membaca puisi di depan cermin, direkam video, atau membacakannya di depan teman atau keluarga untuk melatih mental dan menambah jam terbang pengalaman membaca puisi. Langkah-Langkah Membaca PuisiBerikut ini adalah langkah-langkah pembacaan puisi yang harus dikuasai dengan menggunakan teknik membaca puisi di atas dengan tenang dan percaya diri dengan kemampuan yang dihadapkan kepada penonton, kuasai mental dan situasi dengan cara mengarahkan pandangan ke sekeliling. Dilanjutkan dengan memberikan yang harus dibaca adalah judul dan nama penulis puisi dengan sejenak untuk mengambil nafas. Kemudian mulailah membaca puisi dengan penghayatan membaca puisi harus fokus dan perhatikan larik puisi agar tidak salah membaca. Usah hiraukan hiruk pikuk atau riuhnya suara Anda bersikap tenang, kemudian berhenti sejenak, embuskan napas perlahan, hormat kepada penonton sambil tergesa-gesa pada saat Anda meninggalkan tempat pembacaan menjadi pembaca puisi yang hebat tentu tidaklah instan dan butuh proses. Jika terus konsisten berlatih dan semakin sering tampil membaca puisi, maka nantinya akan semakin terasah kemampuannya seiring bertambahnya pengalaman. Di samping itu terus berlatih teknik membaca puisi di atas pentas dengan serius, maka akan mempermudah pembaca memberikan penampilan terbaiknya. rcsKWa.
  • julof38sy3.pages.dev/66
  • julof38sy3.pages.dev/322
  • julof38sy3.pages.dev/372
  • julof38sy3.pages.dev/531
  • julof38sy3.pages.dev/309
  • julof38sy3.pages.dev/518
  • julof38sy3.pages.dev/340
  • julof38sy3.pages.dev/138
  • teknik membaca puisi di atas pentas